Warta Nagari--Tak dapat dipungkiri, di Nagari Tanjung Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang begitu banyak masyarakat yang terampil dalam dunia jahit menjahit. Kenyataan itu tidak dapat disangkal lagi. Kenapa tidak, industri konveksi di Bukittinggi misalnya, tidak sedikit diantara pemiliki konveksi tersebut yang mengantarkan jahitannya ke nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang. Sebut saja gamis-gamis, atasan-atasan, jilbab, dan lain sebagainya. Agaknya, di nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang lah kain-kain itu diproses. Mulai dari memotong, hingga finishing, sebelum kain-kain tersebut dipasarkan.
Artinya, barangkali gamis-gamis yang dipakai oleh ibu-ibu kita, jilbab-jilbab yang menutupi kepala etek-etek kita, jangan-jangan itu adalah buatan dari masyarakat kita sendiri.
"Benar sekali, di nagari kita begitu banyak yang bekerja untuk konveksi-konveksi di Bukittinggi. Tidak sedikit pemilik konveksi tersebut yang mengantarkan jahitannya ke masyarakat kita. Ini adalah potensi dasar untuk kita bisa memberdayakan keterampilan-keterampilan tersebut," ujar Wali Nagari Nofrizal disela-sela pembukaan pelatihan.
Barangkali karena itu pula pelatihan menjahit tahun 2021 ini kembali diiniiasi pemerintah nagari. Tidak lagi keterampilan dasar, tidak lagi menyoal teknik menjahit mulai dari membuat pola, memotong, ataupun menjahitnya. Melainkan juga bagaimana membayangkan pasar, membaca model-model. Tak tanggung-tanggung, pelatihan ini diadakan selama 20 kali pertemuan. Mulai dari tanggal 10 Novermbe lalu hingga 7 Desember mendatang.
Kenapa dilakukan begitu lama, karena memang banyak materi yang harus dipelajari lagi, kata endang lagi. Misalnya bagaimana pola gamis kreasi, kemeja kekinian, celana, rok, bahkan baju dinas.
"Kita ingin mengasah lebih jauh kemampuan masyarakat di nagari. Sasarannya jelas, yaitu masyarakat yang benar-benar mempunyai minat dalam produksi jahitan. Sehingga benar-benar dapat membuka peluang usaha bagi mereka," kata Ipit Endang selaku Penanggung Jawab Pelaksana Kegiatan menjahit ini.
Pelatihan yang diadakan di jorong Lakuak Dama ini memang diharapkan bisa mendorong masyarakat untuk mengupdate kemampuan mereka, baik itu soal teknis, disain, serta juga bagaimana manajerialnya.
"Kita sudah punya tenaga terampil dalam dunia jahit menjahit, maka yang kita butuhkan selanjutnya adalah tenaga disainernya. Setelah kita punya disainer, yang kita butuhkan selanjutnya adalah tentu manajerial, yaitu persoalan bagaimana kemudian menjualnya. Inilah yang kita sebut dengan manajerialnya," tutup Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Makhnius AM.