Lapau Bayi Sehat, sebuah inisiatif kolaboratif berbasis masyarakat, resmi dimulai di nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu padang Panjang. Serangkaian pelaksanaan workshop yang berlangsung pada 20-21 November lalu di gedung pertemuan Nagari menjadi penanda dimulainya kegiatan ini. Program ini diinisiasi bertujuan untuk mencegah dan mengurangi prevalensi stunting pada anak-anak sekaligus menyediakan layanan serta informasi kesehatan yang mudah diakses oleh Masyarakat di nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang.
Stunting, yang merupakan masalah kesehatan serius di Indonesia, termasuk di wilayah nagari ini, menjadi perhatian utama. Kondisi ini disebabkan oleh malnutrisi kronis berulang yang menghambat pertumbuhan fisik serta perkembangan kognitif anak. Lapau Bayi Sehat hadir sebagai solusi, dengan pendekatan berbasis komunitas masyarakat yang melibatkan kader Posyandu untuk pemberdayaan masyarakat lokal.
“Kita memikirkan bagaimana kemudian bayi-bayi usia 6 sampai 13 bulan yang ada di nagari ini bisa diberi asupan gizi (MPASI) secara harian. Sebetulnya sudah ada program yang memberikan makanan tambahan pada anak, tetapi kemudian itu hanya berlangsung sekali sebulan. Nah, bagaimana kemudian melalui lapau bayi Sehat ini bisa kita kemas secara harian. Jadi, asupan gizi yang diterima oleh anak bisa setiap hari,” pengantar Roni Keron (kaur Perencanaan nagari) sebagai pengampu program ini.
Workshop sebagai Langkah Awal yang Menjanjikan
Workshop perdana menjadi salah satu kegiatan penting dalam memulai program Lapau Bayi Sehat. Dalam dua hari tersebut, para peserta yang terdiri dari kader Posyandu dibekali pengetahuan tentang:
- MPASI (Makanan Pendamping ASI): Peserta diajarkan cara mengenal, membuat, serta memilih bahan-bahan MPASI yang bergizi sesuai kebutuhan bayi.
- Pojok Kreatif Kesehatan: Ide untuk mendirikan ruang informasi interaktif yang menyediakan edukasi tentang kesehatan ibu dan anak serta isu-isu kesehatan lainnya.
Sebagai pembicara utama, hadir ahli gizi dari Rumah Sakit Khusus Ibu Anak (RSKIA) Annisa Kota Payakumbuh, yang memberikan materi berbasis bukti ilmiah tentang pentingnya gizi dalam 1.000 hari pertama kehidupan anak.
“Ibu-ibu disini sangat kompak saya lihat, dan juga sangat antusias menerima masukan dan ilmu yang diberikan. Sehingga setelah saya lihat proses dari awal sampai akhir, baik materi hingga praktek ibu-ibu disini menangkap denghan ce[pat dan dapat menjelaskan dengan jelas,” kesan Friska selama proses workshop.
Pemberdayaan Kader Posyandu sebagai Penggerak Utama
Kader Posyandu di nagari ini menjadi pengelola utama program Lapau Bayi Sehat. Setelah mendapatkan pelatihan, mereka diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pola makan sehat, pemberian ASI eksklusif, dan pemberian MPASI yang tepat. Selain itu, mereka juga akan mengelola Pojok Kreatif Kesehatan yang dirancang sebagai pusat informasi berbasis nagari. Dimana, dipojok tersebut MPASI yang telah diproduksi akan dijual kepada Masyarakat yang memiliki bayi 6 sampai 13 bulan sesuai dengan kemampuan Masyarakat.
“jadi hasil workshop ini nanti akan kami kembangkan, mulai dari membuat pojok kreatif yang berisi informasi tentang Kesehatan ibu, anak, stunting dan seterusnya. Selain itu, pojok ini menjadi ruang berkumpul, ruang bertemu, ruang dialog bagi ibu-ibu serta kader-kader yang ada di nagari. Dan yang lebih penting, MPASI yang nanti di akan dijual kepada Masyarakat,” sebut Shinta selaku ketua Lapau bayi Sehat ini.
Shinta menambahkan lagi, bahwa ibu-ibu yang mempunyai anak usia 6 sampai 13 bulan tersebut nanti membelinya tidak harus pakai uang. Bisa pakai bersa, kelapa, sayur dan lain sebagainya yang bisa dikelola Kembali oleh kader Yandu.
Dampak Positif yang Diharapkan
Program ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang dalam menurunkan angka stunting di Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang. Dengan pemberdayaan masyarakat lokal melalui pendidikan dan pelatihan, program ini bertujuan untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan dalam praktik kesehatan masyarakat.
Melalui Lapau Bayi Sehat, nagari ini tidak hanya mengambil langkah konkret untuk memerangi stunting, tetapi juga menunjukkan bahwa pendekatan berbasis komunitas memiliki potensi besar dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang kompleks. Langkah kecil ini menjadi pijakan awal untuk menciptakan generasi sehat, cerdas, dan produktif di masa depan.