Warta nagari--Semangat pemajuan kebudayaan khususnya di wilayah pedesaan terus digaungkan Kemendikbut. Melalui Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, dibawah naungan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Program Pemajuan Kebudayaan Desa masih melanjutkan. Program ini dimaksudkan untuk menggerakkan ekosistem budaya dimulai dari Desa.
Selain bertujuan untuk membuka akses informasi, membuka akses jaringan dan membuka akses kebudayaan seluas-luasnya bagi masyarakat Desa. Program ini juga bertujuan sebagai wadah ekspresi serta membuka ruang-ruang budaya yang selama ini sudah banyak dilakukan oleh masyarakat Desa.
“Sebetulnya, nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang, melalui komunitas Legusa (silahkan akses legusafest.com), telah melakukan aktivitas yang dimaksud. Bahkan sudah dimulai sejak tahun 2017 lalu,” ungkap Walinagari Nofrizal.
“Mereka memulai dengan pemetaan potensi kesenian nagari, kemudian menghelatnya dalam festival yang dinamakan dengan Legusa Festival,” lanjut Walinagari lagi.
Sebagai salah satu nagari yang diamanatkan dalam program Pemajuan Kebudayaan Desa ini tentu anak nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang mendapat kesempatan lebih untuk memetakan kembali objek-objek kebudayaan yang ada di Nagari.
“Di nagari kita begitu banyak objek budaya. Misalnya yang tergolong dalam objek kesenian, di masing-masing jorong kita setidaknya ada satu sanggar atau kelompok kesenian. Baik itu, music, maupun kelompok tari,” sebut Andes selaku pimpinan di Komunitas Legusa.
Di samping itu kata Andes lagi, sebagai salah satu masyarakat adat, yang menggunakan bahasa sebagai simbol adat. Objek sastra lisan berupa Alua Pasambahan masih menjadi bahasa yang dipakai dalam setiap kegiatan adat.
Agaknya benar, selain banyak kelompok kesenian yang ada di nagari, menguatnya sastra lisan berupa alua pasambahan, salah satu objek lain yang masih mengakar adalah berupa permainan anak nagari Tobang Itiak. Permainan ini sudah dilakukan sejak tahun 20an dan masih bertahan sampai sekarang.
Namun, yang terkait permainan tradisional Tobang itiak ini, agaknya masih belum punya informasi lebih terkait objek ini. Terutama bagaimana tatakelola penyelengggaraannya, pembibitannya, kesejarahannya, dan lain sebagainya. Sebetulnya, informasi itu tentu berguna sebagai sebuah pengetahuan bersama terkait pemajuan kebudayaan.
“Ya, inilah yang kemudian kami coba susun dalam program Pemajuan Kebudayaan Desa melalui tahap pemanfaatan ini. Menggelar perayaan budaya anak nagari yang dikemas dalam pergelaran Tobang itiak,” ujar Arif selaku ketua pelaksana Alek Budaya Nagari Sitapa tahun 2022 ini.
Ketika ditanya apa saja yang akan dipergelarkan dalam Alek Budaya Nagari Sitapa tahun ini, dengan begitu bersemangatnya Arif menjawab. “Pada tahun ini akan digelar prosesi adat bagalanggang, pertunjukan kesenian tradisi, tobang itiak, lokakarya, festival musik folka, bioskop alam, pameran UMKM nagari, kemping dan trekking, serta penanaman pohon di bukit-bukit Sitapa yang telah gundul.
“Alek budaya tahun ini memang kami persembahkan untuk alam Sitapa. Alam yang kami maksud tentu secara sosiologi sekalius antropologis. Maksudnya lagi adalah untuk segala isinya, baik alam maupun juga manusianya,” terang Arif.
Alek Budaya Nagari Sitapa ini akan digelar pada bulan Desember mendatang. Tepatnya tanggal 3 dan 4 Desember. Yang akan dilaksanakan di dua titik lokasi yang berbeda. Untuk atraksi tobang itiak akan dilaksanakan di gelanggang jorong Padang Panjang. Sedangkan untuk kegiatan kepariwisataan dipusatkan di Panorama Talang jorong Sikabu-kabu.