Warta Nagari--Tampaknya, persoalan kesehatan menjadi perhatian benar oleh pemerintah. Selain persoalan stunting, masalah terkait kesehatan ibu dan anak, air bersih dan sanitasi, juga menjadi priorotas untuk kesehatan masyarakat. Dalam hal ini, dibentuklah satu badan untuk mengurusi masalah ini. Yaitu, RDS (Rumah Desa Sehat). Bagiamana kemudian program-programnya, pembekalan-pembekalan untuk pengurus RDS ini?
Untuk menjawabnya, pada hari senin, 9 Agustus, pemerintah nagari mengadakan pertemuan dengan pengurus RDS, serta juga pendamping desa untuk kemudian membayangkan rencana terkait pembangunan desa dalam bidang kesehatan Desa.
Seperti yang disampaikan oleh ibuk Delfi Erta, S.Tr.Keb, Kasi Pemberdayaan Adat, Sosial Budaya dan Kesejahteraan Keluarga dari DPMDN Kab Lima Puluh Kota, bahwa tidak ada lembaga atau individu yang dapat menyelesaikan persoalan Pengembangan Sumber daya Manusia (PSDM) terutama dalam pemenuhan 5 Paket Layanan Pokok secara mandiri. Apa itu, antara lain, layanan kesehatan ibu dan anak, integrasi konseling gizi, air bersih dan sanitasi, perlindungan sosial, dan layanan PAUD.
Maka, untuk menyelesaikan persoalan tersebut dibutuhkan wadah atau forum dialog dalam masyarakat. Forum atau wadah ini diharapkan dapat membuka ruang dialog (perbincangan publik) masyarakat dan pemerintah Desa terkait realitas masalah dan kebutuhan pemenuhan layanan sosial dasar, khususnya bidang kesehatan di Desa
Menurut ibu Delfi rta lagi, terkait stunting, sejak Tahun 2013 Kab. Lima Puluh Kota cendrung mengalami kenaikan sampai 40,1 %. Jika dilihat dari rangking stunting, Kab. Lima Puluh Kota menjadi daerah ke-3 tertinggi di Sumatera Barat. maka dari itu, , Kab. Lima Puluh ditetapkan sebagai lokus Intervensi Stunting Terintegrasi untuk Tahun 2020.
Setidaknya, ada 3 materi yang disampaikan dalam pertemuan tersebut. Pertama mengenai konsep Rumah Desa Sehat, kesadaran terhadap stunting, serta bagaimana menyusun perencanaan program RDS di nagari.
Sementara, pemerintah nagari mempunyai harapan besar terhadap pengurus RDS ini. "Pusat informasi pelayanan sosial dasar di Desa khususnya bidang kesehatan, ruang literasi kesehatan di Desa, wahana komunikasi, informasi dan edukasi tentang kesehatan di Desa, forum advokasi kebijakan pembangunan Desa di bidang kesehatan, dan pusat pembentukan dan pengembangan kader pembangunan manusia," kata Sekretaris Nagari.
"Khusus untuk nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang kita fokus untuk penanganan stunting, di nagari kita ada setidaknya 19 orang anak stunting. Bagaimana kemudian indikator-indikator yang terdapat dalam persoalan stunting ini bisa diselesaikan. Misalnya, sanitasi, air bersih, jambanisasi, makanan tambahan, dan lain sebagainya," lanjut Seknag.