Warta Nagari -- Pada pertengahan September lalu, Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy meresmikan 50 Nagari Wisata Agro Sumatera Barat. Pertanian yang memang merupakan sumber mata pencaharian utama masyarakat Sumatera Barat. Bagaimana kemudian bidang ini bisa disandingkan dengan aktivitas kepariwisataan yang juga merupakan program prioritas Pemerintah Provinsi SUmatera Barat. Dari 50 Nagari itu, salah satunya adalah Nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang.
Sebagai tahapan selanjutnya, rangkaian kerja Desa Wisata Agro tersebut, pada 13 november lalu pemprov mengirim tim pendamping yang akan mendampingi para penggerak wisata di nagari Tanjung Haro SIkabu-kabu Padang Panjang.
Bertempat di Bumi SIkabu, tepatnya pada kamis malam yang dingin, 13 November 2022, para penggerak wisata, budaya, pertanian bertemu begitu hangat dengan Tim Pendampingan Desa Wisata Agro Sumatera Barat. Pada malam itu, juga turut hadir Kabid Pariwisata Lima Puluh Kota yang didampingi oleh Kasi Kemitraan, dan juga tim yang lain.
“Saya senang sekali malam ini berada di tengah-tengah anak muda. Sasya selalu respect dan begitu peduli dan apresiasi dengan segala kegiatan-kegiatan anak muda. Karena hari ini, aktivitas pariwisata tidak bisa dipisahkan dari aktivitas-aktivitas anak muda. Apa saja yang dilakuikan oleh anak muda hari ini barangkali berhubungan dengan kepariwisataan. Karenanya, hari ini pariwisata sangat bersinggungan dengan anak muda,” sambut Ali Hasan, kabid Pariwisata Lima Puluh Kota.
Tim pendamping Desa Wisata Agro Sumbar menyebutkan bagaimana kronologis peberbitan SK gubernur ini. Ketika itu dinas pertanian berkumpulan di Hotel Santika. Mereka melakukan pengumpulan data-data aktivitas pertanian. Dinas Pertanian Lima Puluh Kota mengusulkan Jeruk sebagai komoditi di nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu. Pada bulan agustus, dilakukan identifikasi oleh kasi Destinasi Pariwisata Sumbar. Hasil identifikasi ini kemudian yang menjadi dasar penerbitan SK Gubernur terkait Desa Wisata Agro Sumatera Barat.
“Kami diamanahkan untuk menyampaikan pesan ini. Dari apa yang tercantum dalam nomenklatur Desa Wisata Agro, atau yang menjadi prasyarat satu desa itu dikatakan Desa Wisata Agro, setidaknya kami menemukan beberapa rekomendasi untuk nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang,” ujar Adi dari salah satu Tim.
Ada setidaknya 20 rekomendasi, lanjut Adi lagi. Apa saja itu?
Program kerja pokdarwis di Kayu Kolek. Mulai dari SOP, ADART. Program kerja Gapoktan, terkait aktivitas kepariwisataan. Penguatan peraturan nagari terkait desa wisata Kayu Kolek. Penguatan konsep Sapta Pesona desa wisata. Penguatan konsep sadar wisata. Penguatan branding promosi oleh kelembagaan desa Wisata Kayu Kolek. Penguatan kegiatan sanggar desa wisata. Sekretariat pokdarwis. Pembuatan peraturan nagari tentang kawasan agro wisata. Pembuatan tour disain, paket desa wisata Kayu Kolek. Penguatan kelembagaan desa wisata. Program inkubator, harus memiliki kemitraan yang kuat terutama dalam wisata agro. Pembangunan pusat informasi desa wisata. Peta wisata nagari. Even desa wisata. Peningkatan kapasitas SDM Pariwisata dan kualiti kontrol produk agrowisata. SK Homestay. Peraturan pengelolaan Homestay. Optimalisasi BUMNAG terkait unit usaha agrowisata. Penguatan sentra wisata agro Kayu Kolek. Serta penguatan sentra kriya.
“Sebetulnya, dari 20 rekomendasi itu di Nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang sudah memulai sejak lama beberapa di anataranya. Semisal, komunitas pertanian, komunitas budaya dengan even tahunannya. Terkait pemerintahan, pemerintahan Nagari agaknya sudah memikirkan tentang payung hukum pariwisata nagari. Namun tentu kita akan memenuhi prasyarat itu sebagai satu nagari yang layak dikatakan sebagai desa wisata agro,” kata Wali Nagari Nofrizal.
Tahapan selanjutnya, setelah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara pemerintah nagari, pokdarwis, Bumnag. Pada Desember nanti akan dilanjutkan monitoring dan evaluasi dari 20 rekomendasi tersebut diatas. Apakah kemudian nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu layak disebut sebagai Desa Wisata Agro atau belum.