Sekitar lebih kurang 20 orang pelaku UMKM di Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang mengikuti pelatihan kewirausahaan. Ke 20 orang itu terdiri dari berbagai macam usaha. Mulai dari kuliner, kue kering, kue basah, hingga kerajinan-kerajinan yang dihasilkan oleh tangan.
Tak tanggung-tanggung, pelatihan ini dilaksanakan selama 3 hari. Pemerintah nagari yng dalam hal ini sebagai fasilitator menggandeng para pelaku usaha yang telah terbukti sepak terjangnya. Selain itu, pemerintah nagaari juga menggandeng jaringan usaha swasta berupa GENPRO (Global Enterpreneurs Profesional) dan juga dari pihak pemerintah yaitu KADIN (kamar Dagang dan Industri Indonesia). Selama 3 hari itu, para pelaku diberi pengalaman baru. Mulai dari bagaimana mengemas produk, izin edar, memasarkan, hingga kemudian membangun jaringan.
Pada hari pertama, Heru Mufti, selaku pemilik Abeja Mart, menceritakan pengalaman-pengalamannya dalam pengemasan produk. “Tak soal itu apa produknya, asal itu dibungkus dengan kemasan yang menarik sudah bisa dipastikan akan menambah nilai terhadap produk itu sendiri,” kata Heru.
Yang tak kalah pentingnya, kata Heru lagi. Bahwa jika ingin menambah nilai dari produk tersebut, harus telah ada nomor P-IRT (Produksi Industri Rumah Tangga). Heru juga memberikan angin segar untuk peserta yang hadir. Bahwa Abeja Mart siap menampung produk-produk apapun, dengan syarat produk itu sudah ada nomor P-IRT nya. Kenapa penting, Heru menjelaskna lagi, bahwa dengan sudah keluarnya nomor P-IRT, berarti produk tersebut sudah aman dan sudah melalui berbagai pemeriksaan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota.
Setelah Heru, para pegiat media Info Sumbar juga memberikan bocoran-bocoran, bagaiamana teknik memasarakan produk di media sosial. Menciptakan konten-konten menarik sebagai satu teknik pemasaran. Mulai dari disain visual, hingga kemudian teknik bercerita terkait produk-produk. Karena menurut mereka, yang sering direspon oleh netizen adalah produk-produk yang mempunyai stori yang menarik. Jadi, bagaimana kemudian sebagai pemilik produk, bisa menceritakan hal yang paling menarik terkait produk.
Pada hari ke 2 Husnul Fikri Novel dari GENPRO juga bercerita tentang jaringan-jaringan GENPRO yang cukup luas. Isinya, mulai dari pelaku berskala mikro, kecil, menengah, hingga pengusaha kelas atas. “Jaringan ini bisa kita manfaatkan untuk memasrkan produk-produk apapun,” kata Novel. Untuk itu, dengan senang hati, Novel memberikan link grup GENPRO untuk kemudian bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha dari nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang untuk memasarkan produk-produk andalan mereka.
Sementara itu, Novia Risman, dari Nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang, juga memberikan motovasi-motivasi terkait usaha. Yang menarik, Haji Ris juga membocorkan bagaimana taktik mendapatkan modal. “modal tentu tidak harus dari kita, bagaimana kemudian kita mengusahakan modal dari orang lain, sementara kita yang memutarkannya,” kata Risman.
Pada hari ketiga, Mulyadi yang mewakili pemerintah dari KADIn (Kamar Dagang dan Industri Indonesia), beliau menekankan bagaimana upaya pemerintah dalam mengembangkan usaha-usaha kelcil masyarakat untuk kemudian bisa mendapatkan pasar yang lebih luas. KADIN juga dengan senang hati memberi ruang untuk para pelaku usaha kecil menengah khususnya yang ada di Nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang untuk memasarkna produk-produknya.
Pelatihan ini kemudian menghasilkan satu RKTL (Rencana Kegiatan Tindak Lanjut). Pertama, pelaku usaha di nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang mesti mempunyai satu wadah berkoordinasi. Stelah wadahnya dibentuk tentu harus ada pengurus harian untuk memudahkan koordinasi dengan pihak-pihak lain. Kedua, terkait kepengurusan izin edar, P-IRT, dan lain sebagainya. Ketiga, menggandeng BUMNAG dalam pengemasan produk untuk kemudian bisa menambah nilai produk untuk pasar yang lebih luas.
“ini memang logika baru yang kita coba jalankan. Bagaimana kemudian ekosistim usaha bisa berjalan di nagari,” ujar Wali Nagari dalam perumusan Rencana Kegiatan Tindak Lanjut bersama pelaku usaha. “Selama ini kita terus melakukan pelatihan ini dan itu, namun kita tidak berupaya untuk menghidupkan ekosistimnya dari hulu hingga hilir. Bagaimana membuat produk yang baik, pengemasannya, dan yang lebih penting membuatkan konten-kontennya,” sambung Wali Nagari.
Sebagai wujud kongkret Pemerintah nagari dalam mengembangkan ekosistim dunia usaha untuk masyarakat nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang, adalah membuat kawasan usaha untuk masyarakat. Kawansan ini dihubungkan dengan program pariwisata nagari.
“Saya sedikit membocorkan, kita sedang membangun satu kawasan sebagai sentra pemasaran usaha masyarakat. Sebentuk outlet-outlet untuk memasarkan produk-produk usaha masyarakat,” tutup Wali nagari.