"Festival ini merupakan sebuah upaya untuk mendorong masyarakat atau anak nagari yang terdiri dari 6 jorong untuk mau bersama-sama memetakan potensi-potensi kesenian, yang kemudian diturunkan ke dalam program pertunjukan"
---------------
Nagari TSP --|| Masyarakat Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang, Kecamatan Luak, Lima Puluh Kota resmi membuka Legusa Festival pada Jumat, 26 Juli 2019. Festival ini merupakan sebuah perayaan aktivitas kesenian anak nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang.
Festival ini diinisiasi oleh Karang Taruna Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang sebagai ruang aktualisasi ekspresi-ekspresi kultural masyarakat di nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang.
Sore itu masyarakat telah memadati sebuah kedai kopi yang berada di jorong Padang Panjang. Oka Peri Kedai itu, begitu masyarakat menamai kedai kopi yang menjadi pusat kegiatan pemuda dan anak nagari. Pembukaan festival diawali dengan pertunjukan tari penyambutan tamu oleh anak nagari. Setelahnya, para tamu dusilahkan duduk di tempat yang sudah disediakan, untuk kemudian dipersilahkan menyantap kudapan kotan dan kolak pisang yang telah disiapkan oleh ibu-ibu. Sementara itu, Angel Cry selebgram humiris (humor dan miris) kota Payakumbuh menyapa hadirin yang datang.
Dengan gaya humor yang sedikit miris Angel mengajak hadirin yang hadir memotret keseharian kita, terutama kaum perempuan. Diantaranya, kebiasaan kaum ibu bersepeda motor dengan lampu sein atau lampu riting sebelah kanan namun beloknya malah ke kiri. Juga, fenomena-fenomena arisan bagi kaum ibu-ibu yang justru melampaui kesanggupan-kesanggupan nafkah yang diberikan oleh suaminya. Setelahnya, kelompok musik Selatan Payakumbuh juga menyumbangkan beberapa hits mereka untuk masyarakat mereka sendiri.
“Kegiatan ini merupakan sebuah upaya untuk mendorong masyarakat atau anak nagari yang terdiri dari 6 jorong untuk mau bersama-sama memetakan potensi-potensi kesenian, yang kemudian diturunkan ke dalam program pertunjukan,” begitu Andes Satolari sebagai Direktur Festival mengantar sekaligus memberikan laporan tentang progres tahun kedua penyelenggaraan Legusa festifal.
Pada tahun kedua ini, sambung Andes, Legusa Fest telah tergabung dalam jaringan Begawai Nusantara yaitu jaringan festival-festival yang berbasis masyarakat. Diantaranya, ada Festival musik Rimbang Baling di Riau, Festival Panen Kopi di Gayo, Pasa Harau Art & Culture Festival, Festival Layang lakbok di Ciamis, Tao Silalahi di Toba, Sabana Fest di Agam. Andes juga menyampaiakan ucapan terimakasih kepada pemerintahan nagari atas kerjasamanya, dimana Legusa Fest menjadi sebentuk program nagari yang masuk ke dalam bidang pemberdayaan masyarakat.
Musni Faisal, selaku ketua Bamus nagari melihat kegiatan ini semacam antitesa bahwa anak-anak muda hari ini sangat berjarak dengan kesenian tradisional, justru ia melihat sebaliknya. “kegiatan ini sedikit banyaknya mampu memangkas sentimen-sentimen antar jorong yang ada, dimana kegiatan ini mampu menjadi sebentuk ruang bertemunya antar anak nagari.” Ketua Bamus nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang ini juga berharap pemerintahan nagari, kecamatan ataupun pemerintahan kabupaten mampu melihat ini sebagai kekuatan kepedulian anak-anak muda membangun nagari dengan cara mereka sendiri. Bagaimana kemudian pemerintahan nagari, kecamatan, ataupun kabupaten juga ikut mendorong terpeliharanya kepedulian tersebut sehingg bisa modal kepedulian tersebut bisa diarahkan untuk pembangunan yang lebih besar.
Sementara itu, pemerintahan nagari yang diwakili oleh sekretaris nagari Endang Purnama menyampaikan pemerintahan nagari mendukung penuh Legusa Fest, sehingga pembangunan di nagari tidak hanya dari apa yang tampak sebagai fisik atau insfrastruktur saja, melainkan juga manusianya. Legusa fest tentu masuk ke dalam program pemberdayaan di masyarakat. Selain itu, nagari juga memberikan ruang untuk mempertemukan para pegiat-pegiat kreatif di nagari melalui aneka lomba kreativitas anak nagari.
Terakhir, bapak Syahril dari kecamatan mengapresiasi kegiatan legusa fest ini sebagai sebuah kreativitas yang harus tetap ada. Tentu sangat menarik jika nagari-nagari lain di kecamatan luak bisa membuat hal serupa.
Di lain tempat, Roni Keron di dampingi Alex Septiono yang dua-duanya tak lain adalah founder Legusa Fest mengatakan festival ini tak lain adalah sebuah upaya memulangkan kembali kesenian kepada masyarakat, bagaimana kesenian yang telah tumbuh di dalam masyarakat kemudian dirayakan bersama masyarakat pendukung kesenian tersebut. Mereka juga mengajak rekan-rekan pegiat seni untuk menyaksikan perayaan aktivitas kesenian anak nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang panjang ini. Pementasan yang digelar maraton setiap malam selama 3 hari berturut-turut di mulai tanggal 26 ampai 28 Juli 2019 setiap malamnya dari jorong satu ke jorong yang lain.