Warta Nagari -- Beberapa minggu lalu, hingga pertanggal 26/4 kemarin terjadi lonjakan penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kab. Lima Puluh Kota. Dari sekian banyak itu, satu diantaranya ada di nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang. Barangkali, oleh karena itu kiranya Satgas Covid-19 Kab. Lima Puluh Kota menetapkan wilayah-wilayah di Kab. Lima Puluh Kota sebagai zona orange untuk paparan Covid-19 ini.
Mencermati itu, pemerintahan nagari perlu kiranya untuk bergerak cepat dalam rangka pengendalian pencegahan dan penanggulangan penyebarluasan Covid-19 di nagari. Sesuai pula dengan apa yang diinstruksikan oleh mentri dalam negeri Republik Indonesia nomor 3 tahun 2021 yaitu tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro (PPKM BM). Artinya, pencegahan pengendalian penyebarluasan Covid-19 ini dimulai dari tingkat desa dan atau kelurahan.
Apa kemudian upaya yang dilakukan nagari untuk pengendalian pencegahan dan penanggulangan tesebut yaitu membentuk posko nagari dan membentuk tim relawan nagari aman Covid -19. Tim yang dimaksud adalah tim pencegahan, tim penanganan, tim pembinaan, serta tim pendukung lainnya.
Terus, apa bedanya dengan penanganan tahun sebelumnya adalah pembiayaan untuk penganggaran Covid ini. Dimana, pemerintah menganggarkan melalui Dana Desa. Yaitu sebesar 8 persen dari total Dana Desa. Anggaran ini nantinya yang akan mengakomodir untuk pencegahan, penanganan, pembinaan, serta pembuatan posko-posko lainnya yang sekiranya diperlukan.
“Kita tentu tidak ingin nagari kita serupa salah saru nagari yang ada di Kab. Lima Puluh Kota. Dimana, puluhan masyarakatnya terpapar Covid-19 ini. Karenanya, disana sudah diberlakukan penguncian gerak masyarakat. Kalau sudah sampai seperti itu tentu kita semua menjadi susah. Kenapa susah, karena ke pasar tidak boleh, sholat berjamah tidak boleh, pokoknya yang berkerumun sudah dilarang betul. Kalau sudah seperti itu tentu ujung-ujungnya kita semua menjadi repot. Dan saya kira kita semua tidak siap untuk itu,” terang wali nagari.
Kemudian, sebagai bidan desa yang mempunyai tugas dipenanganan, Welmi menambahkan, bahwa yang mesti kita persiapkan di nagari adalah tempat untuk isolasi mandiri bagi masyarakat yang terkonfirmasi positif. Yaitu tempat yang memenuhi syarat, seperti ada kamar mandi, ventilasinya cukup.
“Kalau nanti ada yang yang terpapar, berarti kan orang ini sakit ya, ada virus di tubuhnya, yang harus kita lakukan tentu bagaimana supaya tidak menulari yang lain. Terus membantu penderita supaya cepat pulih, melakukan perawatan, pemeriksaan. Terus yang tak kalah pentingnya memberikan perlindungan serta memberikan asupan gizi yang prima,” tambah Welmi sebagai yang dipercaya untuk tim penanganan.
Terakhir, wali nagari selaku ketua tim berharap terutama kepada tim yang dibentuk ini. Agar tidak bosan-bosannya menghimbau masyarakat untuk tetap melakukann prosedur kesehatan. “Paling tidak kita orang-orang yang selalu mengingatkan untuk selalau memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak,” tutup wali nagari.