Warta Nagari -- Stunting barangkali masih menjadi kata yang asing bagi kita. Apa rupanya itu stunting? . Stunting merupakan kondisi dimana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga tumbuh tidak sesuai dengan usia semestinya. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting ini dimulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.
Agaknya, di Indonesia isi stunting ini mendapat perhatian yang begitu besar dari pemerintah. Kenapa tidak, stunting bisa menjadi gambaran indikator keberhasilan kesejahteraan, pendidikan dan pendapatan masyarakat. Dampaknya sangat luas sebut saja dampak terhadap ekonomi, kecerdasan. Juga berdampak pada masa depan anak, yang juga tentunya berdampak pada kualitas bangsa.
Oleh karena itu, stunting ini menjadi salah satu program prioritas pemerintah sampai kepada tingkat kabupaten dan kota. Di nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang, program ini sudah berjalan semenjak tahun 2019. Setidaknya program ini sudah berjalan kurang lebih 4 tahun.
Barangkali, persoalan stunting di nagari tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang cukup mencengangkan juga.
“Pada tahun-tahun sebelumnya, di nagari kita, dari laporan kader-kader yandu, serta juga laporan-laporan dari Puskesmas terdata lebih kurang 17 orang anak yang tergolong stunting. Akan tetapi, pada sekarang ini terjadi peningkatan sebanyak 32 orang. Kondisinya, serupa gagal tumbuh sehingga tampak pendek dari banyak anak seusianya. Tentu ini sangat mencengangkan,” ujar Komala Sari Dewi selaku KPM (Kader Pembangunan Masyarakat).
Merespon hal tersebut, pemerintah nagari berserta KPM menggelar Rembuk Stunting yang dilangsungkan pada akhir Juni lalu. Rembuk Stunting ini dimaksudkan untuk menggali gagasan-gagasan terkait pembangunan terkait stunting di masyarakat. Mengingat stunting ini cukup vital, maka pemerintah nagari menyertakan undangan sebagai pemberi masukan-masukan. Undangan tersebut terdiri dari camat Luak, Kepala Puskesmas Mungo, Penyul8uh KB Kecamatan, Bamus Nagari, Kepala Jorong, KAN Nagari, LPM nagari, PKK nagari, Muna, KPM Nagari, Bidan Desa, Pengurus RDS, Pendamping PKH, Karang taruna, Bundo kanduang, kader Posyandu, serta juga tokoh-tokoh masyarakat nagari tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang.
Dalam pertemuan itu, berdasarkan laporan-laporan petugas posyandu, agaknya masih kurangnya kesadaran masyarakat kita terkait kesehatan. Ini dapat dilihat dari daftar kehadiran masyarakat saat posyandu. Kurangnya kehadiran ibu-ibu hamil, serta yang punya anak bayi dan balita ke posyandu. Sehingga tidak terpenuhinya baik itu vitamin maupun gizi anak, tiidak cukupnya imunisasi dasar lengkap pada anak bayi dan balita.
“Sebenarnya pada tahun lalu kita sudah punya program PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pada ibu dan anak. Sebagai upaya untuk mengurangi stunting,” sebut Nila selaku perwakilan dari pemerintaha nagari.
Tidak hanya itu lanjut Nila, pemerintah nagari dan juga KPM memberikan penambahan tablet tambah darah pada remaja putri dan ibu hamil, peningkatan imunisasi dasar lengkap pada bayi dan balita, pemberian vitamin a.
“Mengevaluasi tahun lalu, agaknya tahun ini kita mencoba hal yang berbeda. Tahun ini, kita akan mengadakan semacam kelas gizi untuk ibu-ibu hamil dan yang mempunya anak-anak bayi dan balita. Sebentuk program masak memasak. Seraya memasak menu-menu yang memenuhi gizi, di sini juga sekalian memberikan pengetahuan tentang makan-makan yang mempunyai gizi lebih. Kegiatan ini rencananya akan dilaksanakan selama lebih dua minggu. Mulai dari 19 hingga 30 Agustus 2022,” tutup Nila Safitri.