Waarta Nagari -- Adalah Eka Ridhaldi Alka, Poni Pratama (Anggota Bamus perwakilan wilayah jorong Sikabu-Kabu, penyandang disabilitas), Selvi Armen, Elmayenis, serta Poppi Amir, sekumpulan aktivis sosial sekaligus relawan sosial yang begitu prihatin pada keberadaan para penyandang disabilitas di nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang.
“Awalnya hanya dimulai dengan kepedulian,” begitu kata mereka. Kenapa orang-orang yang berkebutuhan khusus itu dianggap tidak bisa melakukan hal yang dapat dilakukan orang-orang yang normal. Dengan kekurangan yang ada pada fisik, serta mungkin juga pikiran mereka. Lantas, apakah kemudian mereka tidak bisa berbuat sesuatu?
Inilah kemudian yang menjadi embrio dibentuknya Rein Nathasha, satu kelembagaan yang ada di nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang yang khusus memperhatikan masyarakat nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang penyandang disabilitas.
Karena bermula dari kepedulian, tentu kelembagaan ini hanya sebentuk sekelompok relawan. Relawan yang sebetulnya tanpa sengaja telah melakukan kerja-kerja advokasi untuk orang-orang berkebutuhan khusus. Sebuah pekerjaan yang barangkali perlu kekuatan besar untuk mendorongnya. Kekuatan yang membutuhkan pijakan yang kokoh untuk bertumpu. Lalu, siapa lagi yang memiliki kuasa atas kekuatan itu selain negara. Maka dari itu, tentu negara harus hadir di dalamnya. Apakah itu pemerintah nagari, ataupun pemerintahan Kabupaten Lima Puluh Kota melalui dinas terkait.
Melalui Dinas Sosial, dan pemerintah nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang, akhirnya Rein Nathasia sebagai sebuah lembaga hadir sebagai rumah bersama bagi 62 orang penyandang disabilitas di nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang. Baik itu yang terganggu secara fisik, keterbatasan fungsi panca indra, gangguan pada pikiran atau otak, ataupun mereka yang secara intelektual dengan IQ di bawah standar rata-rata.
Rein Nathasia memiliki arti Mahkota. Agaknya, para penyandang disabilitas yang ada di nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang ini adalah mahkota-mahkota tanpa kepala. Kehadiran kitalah kemudian yang menjadi kepala-kepala bagi mereka, tempat mereka memasangkan mahkota yang begitu berharga tersebut. Fisik boleh saja sebuah keterbatasan, namun pikiran belum tentu. Makanya, apa yang dianggap sebuah potensi sudah seharusnya diberdayakan untuk membangun nagari.
Setelah mendapat dukungan dari Dinas Sosial Kabupaten dan tentu saja Pemerintah Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang, kelompok ini segera melakukan musyawarah pembentukan pengurus, membuat profil lembaga, AD ART , serta menyusun beberapa program kegiatan.
Selain itu, juga sedang dibangun beberapa kerjasama yang melibatkan Dinas Sosial, BLK serta Disnaker. Tidak hanya itu, kelompok ini juga didukung penuh oleh Balai Abiseka Kemensos RI di Rumbai Pekanbaru. Agar kiranya, para penyandang disabilitas ini juga ada sebentuk lapangan kerja serta lapangan usaha yang sesuai dengan keterbatasan yang ada pada diri mereka.
Karena juga hal itupula yang dibayangkan di dalam AD ART kelompok ini. Bahwasanya, Rein nathasia didirikan untuk mengupayakanserta menciptakan kesamaan hak dan kesempatan yang sama bagi penyandang disabilitas dalam kehidupan mereka. Agar penyandang disabilitas tidak merasa menjadi kelompok manusia yg termarginalkan dilingkungan mereka sendiri.
Saat ini, Rein Nathasia masih melakukan upaya untuk merangkul dan mengumpulkan penyandang disabilitas yang masih belum terdata. Tentu dengan melibatkan peran kelurga dan juga orang tua. Agar kedepannya program-program yang dibayangkan pengurus bisa menyentuh lebih banyak para penyandang disabilitas di nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang.
Saat ini, Rein Nathasia telah melakukan serangkaian pelatihan. Diantaranya, pelatihan peningkatan kepedulian dan dukungan keluarga/orang tua terhadap kondisi penyandang disabilitas. Memberi pelatihan membuat kue, yang akan menjadi cikal bakal sebuah Unit Usaha berbentuk KUBE dalam binaan nagari.
Selain itu, Rein Nathasia sedang membangun MoU dengan Yayasan Darma Bakti Insani SLB Nagari. Membangun MoU dengan BLK untuk peningkatan keterampilan berkala untuk penyandang disabilitas. Mencarikan orang tua angkat untuk pembinaan penyandang dan lembaga. Serta yang patut didukung, kini Rein Nathasis sedang mempersiapkan diri untuk keikutsertaan dalam penilaian tingkat provinsi.