Warta nagari -- Rosmiati, seorang ibu paruh baya dari jorong Padang Panjang. Seharusnya ia mesti hadir untuk dua orang laki-laki yang disayanginya sekaligus. Namun, kini harus memikirkan dua situasi sekaligus. Pertama, suaminya, Rosmimi, yang akrab dipanggil Mak Engka oleh masyarakat Jorong Padang Panjang. Pada April lalu didiagnosa mengidap Tumor Intra Abdomen oleh dokter. Kedua, anaknya, Eki atau yang biasa dipanggil Kiram (34) mengalami kelainan pada syaraf di tubuhnya.
Tumor intra abdomen adalah pertumbuhan sel yang tidak normal pada organ dalam perut. Tumor ini dapat timbul pada keempat bagian atau kuadran perut, yaitu kuadran kanan atas, kiri atas, kanan bawah, dan kiri bawah.
Dengan penyakit itu, tentu ia tak lagi sesumringah dulu. Biasanya, bibirnya begitu lepas untuk tersenyum. Kini, ia lebih banyak mengerinyit menahan sakit, dan jika datang sakitnya ia tampak begitu kepayahan menahan erangannya. Agaknya dalam kesakitan itu ia masih ingin memperlihatkan ketegarannya.
Akibat tumor ini, ia mengalami pembengkakan pada bagian perut sebelah kirinya. Bengkaknya makin hari makin membesar. Jangankan untuk berjalan, untuk duduk dan berdiripun begitu payah. Sehingga tentu jalan satu-satunya harus diangkat melalui operasi. Setelah berbulan-bulan menunggu jadwal operasi, akhirnya pada akhir Juli lalu pihak rumah sakit Achmad Muchtar Bukittinggi telah melakukan tindakan operasi. Sudah hampir setengah bulan Mak Engka di operasi. Kondisinya masih belum kuat. Tampak tubuhnya begitu lunglai di ranjang rumah sakit.
Lain pula halnya dengan anaknya, Eki atau biasa dipanggil Kiram (34). Eki mengalami kelainan pada syaraf-syaraf di tubuhnya. Kita tahu, pada orang normal biasanya saraf motorik melanjutkan sinyal yang dikirim dari otak ke seluruh saraf-saraf pada otot. Sinyal yang dikirim itu tentu berfungsi untuk mengatur gerakan otot, mulai dari berjalan, berbicara, menggenggam, menelan hingga bernapas. Jika fungsi saraf ini terganggu, tentu penderita akan kesulitan dalam melakukan aktivitas-aktivitas. Inilah yang diidap Eki sejak lebih kurang 4 tahun lalu. Eki sangat sulit untuk berjalan, berbicara, dan aktivitas-aktivitas lainnya.
Di samping beban materil, tentu Rosmiati juga menahan beban moril. Tak dapat dibayangkan apa yang ditanggungnya, oleh jiwa dan juga raganya. Hari ini ia hanya bisa bertahan dengan BPJS. Tentu BPJS hanya bisa menanggung pengobatan suaminya. Bagaimana dengan sakit anaknya. Bagaimana pula dengan biaya sehari-hari ia di rumah sakit. Bagaimana pula dengan biaya sehari-hari anaknya di rumah. Itu benar yang kini sedang menjadi beban berat di kepalanya.